Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes Aegypti

Wednesday, March 2, 2011

Demam Berdarah dalam Data

DEMAM BERDARAH DENGUE DALAM DATA

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi momok tiap tahun. Hingga medio 2005 masih ada daerah berstatus kejadian luar biasa. Sampai Mei tahun ini di seluruh Indonesia tercatat 28.224 kasus; dengan jumlah kematian 348 orang. Hingga awal Oktober 2005, kasus DBD di 33 provinsi mencapai 50.196 kasus, dengan 701 di antaranya meninggal (case fatality rate 1,4 persen). Daerah terpaan DBD terbesar: DKI Jakarta (14.200 kasus). Kasus kematian tertinggi: Jawa Barat (147 orang). Data itu menunjukkan peningkatan hampir dua kali lipat dari Mei hingga awal Oktober. Banyaknya kasus DBD ini seiring dengan datangnya musim hujan yang menyebabkan banyaknya genangan air. Karena itu pemerintah tetap menggalakkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. Kalau virus dengue memang masih ada, paling tidak kita menghambat perkembangbiakannya.

DBD, atau dengue hemorrhagic fever (DHF), ditularkan nyamuk Aedes Aegypti yang telah terjangkit virus DBD. DBD disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus yang berbeda antigen. Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan serotipenya adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga orang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi 4 kali seumur hidupnya.

Aedes Aegypti menggigit pada pagi hari dan sore. Nyamuk ini berkembang biak di genangan air bersih. DBD ditandai dengan: demam tinggi yang terjadi tiba-tiba, manifestasi perdarahan, hepatomegali/pembesaran hati, kadang-kadang terjadi syok, dan harus segera dirawat jika denyut jantung meningkat, kulit pucat dan dingin, denyut nadi melemah, terjadi perubahan derajat kesadaran, penderita terlihat mengantuk atau tertidur terus-menerus, urine sangat sedikit, peningkatan konsentrasi hematokrit secara tiba-tiba, tekanan darah menyempit sampai kurang dari 20 mmHg, hipotensi.

Siklus perkembangbiakan nyamuk berkisar antara 5 - 7 hari. Jadi, kalau nyamuk dewasa bertelur di air, hari pertama ia langsung menjadi jentik sampai hari ke-4, lalu menjadi pupa (kepompong), kemudian akan meninggalkan rumah pupa-nya menjadi nyamuk dewasa. Sampai kini satu-satunya pencegahan adalah dengan memerangi nyamuk yang mengakibatkan penularan. Caranya, lakukan 3M: menguras bak air; menutup tempat yang mungkin menjadi sarang berkembang biak nyamuk, mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air. Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap periode waktu tertentu.
Sisilia Pujiastuti/PDAT/Berbagai Sumber antara lain PdPersi

No comments:

Post a Comment