Pendekatan COMBI Untuk Berantas DBD di Batam
BATAM- Perkembangan penyakit yang disebabkan nyamuk menjadi perhatian serius Pemko Batam mengingat berbagai korban yang selalu muncul yang disebabkan siklus kehidupan penyebab penyakit tersebut berada di lingkungan permukiman manusia, yang keberadaannya dapat menyebabkan bahaya bagi manusia.
Salah satu penyakit yang sangat berbahaya disebabkan oleh nyamuk tersebut seperti Demam berdarah dengue (DBD), yang sampai saat ini di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Departemen Kesehatan telah menetapkan 5 kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam pengendalian penyakit DBD yaitu menemukan kasus secepatnya dan mengobati sesuai protap, memutuskan mata rantai penularan dengan pemberantasan vektor (nyamuk dewasa dan jentik-jentiknya), kemitraan dalam wadah Pokjanal DBD (kelompok kerja operasional DBD), pemberdayaan masyarakat dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN 3M Plus) dan peningkatan profesionalisme pelaksana program.
Dalam rangka antisipasi DBD, pemerintah Kota Batam dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Batam mengadakan sosialisasi hasil penerapan survey market analisis budaya setempat terhadap PSN 3M plus (Communication on Behavior Impact) (19/08) di Hotel Majesty Jodoh. Peserta sosialisasi perwakilan kecamatan dan kelurahan se-Kota Batam dan perwakilan SKPD se-Kota Batam diantaranya Badan Pemberdayaan Perempuan, Depag, PMPK UKM, PKK, dan LPM. Keseluruhan peserta sosialisasi 43 orang. Pembicara dari Pusat Arbovirosis yang menangani masalah DBD, yaitu dr. Sigit Priyo Hutomo, M.Pd, dan dr. Cicilia, S.KM. Keduanya membawakan materi terkait survey market dengan analisis container atau tempat penampungan air.
Tujuan dari sosialisasi tersebut agar para peserta mengerti dan paham betul tentang survey yang telah dilakukan. Selanjutnya setelah sosialisasi, dilakukan advokasi kepada RT, RW dan Kelurahan daerah percontohan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Mawardi Badar mengatakan seberapa pun gigihnya kita melakukan pengendalian terhadap (vektor) nyamuk, bila perilaku hidup bersih dan sehat masyarakatnya yang tidak mendukung, maka keberadaan nyamuk itu akan tetap menjadi ancaman (masalah) dikemudian hari. Untuk itu, langkah yang perlu dilakukan adalah biasakan kita untuk menjaga keadaan sanitasi lingkungan sekitar tempat tinggal agar tetap bersih dan sehat. Sebab, inilah sesungguhnya kunci dari segala kunci dalam pengendalian terhadap bahaya nyamuk. Kepala Bagian Pengendalian Penyakit Menular (P2M) drg. Sri Rupiati, mengatakan Community Behaviour Impact (Combi) merupakan perubahan yang paling mendasar pada perilaku masyarakat. Ada empat daerah yang nantinya digunakan sebagai daerah percontohan diantaranya Buliang, Bukit Tempayan, Tanjung Sengkuang dan Batu Merah. Program ini menggunakan metode COMBI yakni pendidikan dan pelatihan yang bertujuan agar terjadi perubahan perilaku masyarakat.
Menurut Rupiyati berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi terjadinya peningkatan kasus, salah satunya dan yang paling utama adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam kegiatan pemberantas-an sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (menguras-menutup-mengubur). Selama ini berbagai upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam PSN-DBD sudah banyak dilakukan, tetapi hasilnya belum optimal dapat merubah perilaku masyarakat untuk secara terus menerus melakukan PSN-DBD di lingkungan masing-masing. Untuk mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat dalam PSN DBD, pada tahun 2004 WHO memperkenalkan suatu pendekatan baru yaitu Komunikasi Perubahan Perilaku (COMBI), tapi beberapa negara di Asean (Malaysia, Laos, Vietnam), Amerika Latin (Nikaragua, Brazil, Cuba) telah menerapkan pendekatan ini dengan hasil yang baik.
Di Indonesia sendiri sudah diterapkan daerah uji coba yaitu di Jakarta Timur dan memberikan hasil yang baik. Pendekatan tersebut lebih menekankan pada kekompakkan kerja tim (sebagai tim kerja dinamis). Perumusan dan penyampaian pesan, materi dan media komunikasi direncanakan berdasarkan masalah yang ditemukan oleh masyarakat dengan cara pemecahan masalah yang disetujui bersama. Akhirnya, dengan pendekatan COMBI diharapkan perubahan perilaku masyarakat ke arah pemberdayaan PSN dapat tercapai secara optimal. Sehingga nantinya di Batam tidak lagi ditemukan kasus DBD.
(humas_crew/ttn&nn)
Posted by Administrator on August 19, 2009.
http://humasbatam.com/2009/08/19/pendekatan-combi-untuk-berantas-dbd-di-batam/?wpmp_switcher=mobile
No comments:
Post a Comment